Welcome to My Blog

Orang bijak berkata, "Banyak baca, banyak ilmu yang didapat."
Semoga bermanfaat... :)

Thursday, December 26, 2013

Lomba Artikel Pengamatan Burung Cangar 2013



        Bird watching, suatu kegiatan alam bebas paling murah sekaligus bisa paling mahal; paling mudah sekalligus paling susah; paling menyenangkan tapi tidak bisa jadi paling membosankan; paling mendidik dan berbobot keilmuan tapi terkadang juga terdapat unsur pembodohan; dan itu adalah kegiatan yang paling saya sukai tentunya... Yah, setidaknya itu menurut saya...  :D
        Tidak ada kata lain yang bisa menggambarkan sensasi pengalaman dari kegiatan yang berjudul pengamatan burung. Paling murah karena sejatinya hanya butuh mata untuk melakukan pengamatan burung, tapi juga bisa mahal karena kadang kita butuh alat tambahan seperti teropong (binokuler/monokuler), recorder, kamera (mulai kamera pocket-prosumer-sampai DSLR dengan lensa termosnya) dan sebagainya. Paling mudah dilakukan karena sejatinya semua orang (terutama manusia normal) bisa melakukannya kapan saja dan di mana saja, tapi juga bisa sangat susah kalau diharuskan menuju tempat-tempat tertentu yang sulit dijangkau. Paling menyenangkan terutama bagi para penggiat alam karena bisa menikmati keindahan alam/lingkungan tempat burung berada, tapi juga bisa sangat membosankan kalau kita tidak beruntung saat tidak menjumpai burung yang dimaksud karena suatu alasan tertentu. Berisi ilmu tentang perburungan, mendapat pelajaran khusus tentang burung secara langsung di habitatnya baik mengenai perilaku-ekosistem-permasalahan lingkungan-dsb, namun terkadang kita juga dibodohi dengan kalimat "kalau mau pengamatan burung gak boleh mandi, ntar kalau tubuh kita terlalu bersih burungnya takut sama kita" nggak tau tuh ide muncul dari siapa ya?? padahal indera yang paling peka dari burung kan indera pengelihatan dan pendengarannya, sedangkan indera penciuman hanya ada pada beberapa spesies burung saja yang peka. Terlepas dari itu semua, memang semua hal punya kelebihan dan kekurangannya, tetap saja itu semua tidak mennjadi penghalang bagi kegiatan pengamatan burung sebagai kegiatan yang paling saya dan Anda sukai....   :D
Lanjut cerita kompetisi pengamatan burung di Cangar nih,,
        Setelah dilanda kebosanan karena lama menunggu hujan, pada pukul 12.50 WIB hujan mulai reda dan hanya tersisa rintik-rintik kecil. Hal ini membuat gairah pengamatan kembali memuncak. Dengan beberapa teman dari kelompok lain yaitu mas Bonenk dan mas Sanggar (dari Bali) serta Rizki (dari Malang), saya melanjutkan pengamatan ke arah kolam/pemandian air panas.
        Spesies pertama yang baru masuk dalam list pengamatan hari itu adalah Kangkok ranting (Cuculus saturatus) yang sedang bertengger di dahan yang masih basah dan kemudian terbang meluncur menuju rerimbunan. Lanjut dengan spesies Kacamata gunung (Zosterops montanus), Kacamata biasa (Zosterops palpebrosus), Cikrak daun (Phylloscopus trivirgatus), Cikrak muda (Seicercus grammiceps), Sikatan belang (Ficedula westermanni), Sikatan bodoh (Ficedula hyperythra) dan Sikatan ninon (Eumiyas indigo). Sebenarnya, ketujuh spesies terakhir yang saya sebut di atas merupakan spesies yang sangat umum dijumpai di sini dari pagi sampai sore, bahkan saking umumnya burung-burung tersebut, mas Bonenk menjulukinya sebagai "burung cendol". Entah kenapa saya baru melihatnya siang (menjelang sore) itu. Hanya karena 'mereka' saya hampir frustasi (terutama si Ninon) karena biasanya dialah yang 'menyapa' saya pertama kali setiap saya melakukan pengamatan burung di Cangar, eeeh... malah kali ini hampir saja tidak bersua.
        Tak terasa, waktu sudah menunjukkan pukul 14.00 WIB, tanda kami harus kembali ke basecamp guna melanjutkan agenda berikutnya, yaitu briefing singkat dan dilajutkan menulis artikel yang dimulai pukul 14.30 WIB. Inilah yang  membuat acara ini semakin seru. Biasanya, lomba pengamatan burung selalu mengutamakan jumlah list dan deskripsi dari burung yang didapat, namun kali ini semua peserta diwajibkan menulis artikel populer tentang burung yang diamati sebagai kriteria utama penilaian dalam kompetisi ini. Sungguh keren sekali konsep kompetisinya! Kembali ke pembicaraan awal, meskipun sudah pukul 14.00 WIB alih-alih kembali ke basecamp, 'gerombolan' kami malah memesan kopi panas (baik kopi hitam ataupun kopi susu) masing-masing satu gelas sambil menikmati hangatnya pisang goreng (khas Cangar). Dengan alasan "andalan"nya, "hujan turun lagi dan kami lagi-lagi 'terjebak' di warung dekat pemandian." ***dasar somplak!  :P*** (harusnya di sensor nih).
        Akhirnya, kami menuju ke basecamp pukul 15.00 WIB dengan lumayan berbasah-basah ria. Namun suatu hal aneh terjadi, tiba-tiba saya merasakan perut saya "bergejolak" dan merubah sifat saya menjadi seseorang yang "rajin menabung" saat itu. Rupanya, efek dari kebanyakan makan "tape ketan hitam" sudah mulai bereaksi dan memanaskan isi perut saya. Sejak saat itu saya merasa tidak enak badan dan merasa cukup lemas. GAWAT!! Sungguh penyakit yang samasekali tidak keren!!  :(
        Balik ke cerita kompetisi, dengan susah payah dan berpikir ekstra keras membuat artikel populer yang tidak biasa kami (terutama saya) lakukan, akhirnya kami memutuskan untuk mengangkat si Sikatan narsis (Ficedula narcissina) sebagai topik artikel kami dengan judul "Si Imut, Pengembara dari Negeri Seberang". Fiuh, setelah menghabiskan waktu 2 jam penulisan, akhirnya artikel sepanjang 1,75 halaman kertas folio bergaris (*bijim, 1,75 halaman, gimana ngukurnya yak?? he he*) mampu kami rampungkan dan kami kumpulkan ke meja panitia beserta list dan sketsa burung yang kami jumpai (*kliatan banget kalo gak pernah nulis, bikin tulisan segitu aja butuh waktu 2 jam, ha ha ha*).
        Malam hari acara dilanjutkan dengan malam keakraban dan pembagian doorprise, ini yang tidak kalah seru. Setelah saling berkenalan satu sama lain (*banyak kenalan baru yang saya jumpai*) ternyata banyak juga (yang ngakunya) para birdwatcher newbie/baru dari seluruh penjuru nusantara bergabung dalam kompetisi yang diadakan oleh Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur kali ini. Suasana kekeluargaan yang sangat akrab dan menyenangkan (meskipun baru saja berkenalan) turut menghangatkan suasana Cangar yang sangat dingin malam itu. Memasuki sesi pembagian doorprise, suasana semakin meriah. Meskipun kondisi saya masih tidak enak badan gara-gara "penyakit yang samasekali tidak keren" itu, dengan sekuat tenaga turut memeriahkan sesi yang satu ini. Tidak percuma, saya berhasil mendapatkan sebuah headlamp dan headcap alias kerpus merek C*NSINA (lumayan lah, bisa dipakai buat penghangat kepala :D).
        Keesokan paginya, badan saya masih kurang fit karena "penyakit yang samasekali tidak keren" itu, tapi setelah mengonsumsi obat khusus untuk "penyakit yang samasekali tidak keren" ini akhirnya keadaan saya berangsur-angsur membaik (*Alhamdulillah* :D). Daaaan... Tibalah saat yang ditunggu-tunggu semua peserta, yaitu sesi PENGUMUMAN PEMENANG DAN PEMBAGIAN HADIAH! Semua peserta baik peserta lomba artikel pengamatan burung dan peserta lomba fotografi berkumpul jadi satu di basecamp  (Pendopo Cangar, red) dengan perasaan yang bercampur aduk, mungkin sambil berpikir "Siapa yang menang ya?" atau "Apakah tim saya juaranya?". Diawali dengan pengumuman pemenang lomba fotografi. Tak dinyana, dosen kami yang bernama Boedi Setiawan M.P., drh. atau lebih akrab dipanggil dokter Boeseth (baca: dokter Buset) menjadi jawara lomba fotografi dengan foto andalannya Jingjing batu (Hemipus hirundinaceus) jantan yang sedang bertengger dengan komposisi mantap dan framming yang joss. Lanjut pengumuman pemenang lomba artikel pengamatan burung. Alih-alih menyebutkan nama tim pemenang, panitia malah membacakan cuplikan artikel sebagai isyarat itu adalah artikel yang dibuat oleh tim yang menjadi jawara. Ketika panitia membacakan artikelnya, sontak saja tiga orang yang tidak lain adalah anggota dari tim yang menjuarai kompetisi ini berteriak kegirangan. Pemenang kompetisi kali ini diraih oleh para pengamat burung yang berasal dari Universitas Negeri Jakarta, NYCTICORAX dengan nomor tim 50 (lupa nama timnya, he he he). Sedangkan tim kami terpuruk di urutan ke 49 dari 53 tim yang terdaftar (PARAH!! Bukti nyata kalau ngga ahli bikin artikel dan nggak pernah nulis. Ha ha ha).
        Yasudah lah, itu saja sedikit cerita yang bisa saya sampaikan, mohon maaf bila ada kata-kata yang menyinggung, penulisan nama yang salah, serta kekurangan yang lain. (*penulis juga manusia*)
Bilahitaufiq wal hidayah, wa ridho, wa inayyah, Salam Konservasi!! Salam Lestari!! Wassalam!!  \(^^,)

No comments:

Post a Comment