Dua spesies elang yang mungkin sangat disukai dan dinanti bagi beberapa pencinta burung liar terutama dari golongan raptor. Bagi yg baru mengenal dua spesies ini, mungkin mereka akan mengira kalau dua burung ini sejenis karena penampilan yg secara sekilas hampir sama, apalagi pada saat masih juvenile (masih anakan). Bahkan pada awalnya si elja (singkatan dari elang jawa) diklasifikasikan dalam tatanama binominal dengan nama spesies yg sama dengan elang brontok, yakni Spizaetus cirrhatus. Namun dengan penelitian yg lebih intensif lagi, akhirnya mereka “dipisahkan” dengan nama Spizaetus cirrhatus untuk si brontok dan Spizaetus bartelsi untuk si elja.
Berikut adalah beberapa (sedikit) penjelasan dari kedua jenis raptor ini :
Elang Brontok Spizaetus cirrhatus (eng : Changeable Hawk-eagle)
· Deskripsi :
Berukuran besar (70 cm), bertubuh ramping. Sayap sangat lebar, ekor panjang membulat dan kepalanya berjambul sangat pendek. Mempunyai tiga fase, yaitu fase gelap, peralihan, dan terang.
Berikut adalah beberapa (sedikit) penjelasan dari kedua jenis raptor ini :
Elang Brontok Spizaetus cirrhatus (eng : Changeable Hawk-eagle)
· Deskripsi :
Berukuran besar (70 cm), bertubuh ramping. Sayap sangat lebar, ekor panjang membulat dan kepalanya berjambul sangat pendek. Mempunyai tiga fase, yaitu fase gelap, peralihan, dan terang.
Fase gelap: seluruh tubuh coklat gelap dengan garis hitam pada ujung ekor, terlihat kontras dengan bagian ekor lain yg berwarna coklat dan lebih terang. Burung muda juga berwarna gelap.
Fase terang: tubuh bagian atas coklat abu2 gelap, tubuh bagian bawah putih bercoret-coret coklat kehitaman memanjang, strip mata dan kumis kehitaman. Burung muda tubuh bagian atas coklat keabu-abuan, kepala dan tubuh bagian bawah keputih2an.
Fase peralihan: di antara kedua fase di atas terutama terlihat pada pola warna coretan dan garis (tapi lebih mirip fase terang), garis2 hitam pada ekor dan sayap tidak teratur serta garis2 coklat kemerahan melintang pada perut bagian bawah, paha, dan ekor bag. bawah.
Iris kuning-coklat, paruh kehitaman, sera kuning kehitaman, kaki kuning kehijauan.
· Penyebaran :
Global >> India, Asia tenggara.
Lokal >> di seluruh Sunda Besar dan Nusa Tenggara.
Status >> Uncommon ditemukan di ketinggian < 2000 m dpl. menurut IUCN, burung ini berstatus LC (least concern, beresiko rendah).
· Kebiasaan :
Mengunjungi hutan dan daerah berhutan yg terbuka, menyergap ayam kampung. Berburu dari udara atau dari tempat bertengger di pohon kering. Umumnya berburu di hutan yg baru ditebang.
· Suara :
Pekikan panjang ”kwip-kwip-kwip-kwip-kwiiah” meninggi, atau ”klii-liiuw” tajam.
Elang Jawa Spizaetus bartelsi (eng: Javan Hawk-eagle)
· Deskripsi :
Berukuran besar (60 cm), dengan jambul yg sangat mencolok.
Dewasa: jambul, mahkota dan garis kumis hitam, bagian sisi kepala dan tengkuk coklat berangan. Punggung dan sayapnya coklat gelap, ekor coklat bergaris2 hitam, tenggorokan putih dengan strip hitam di tengah.
Global >> India, Asia tenggara.
Lokal >> di seluruh Sunda Besar dan Nusa Tenggara.
Status >> Uncommon ditemukan di ketinggian < 2000 m dpl. menurut IUCN, burung ini berstatus LC (least concern, beresiko rendah).
· Kebiasaan :
Mengunjungi hutan dan daerah berhutan yg terbuka, menyergap ayam kampung. Berburu dari udara atau dari tempat bertengger di pohon kering. Umumnya berburu di hutan yg baru ditebang.
· Suara :
Pekikan panjang ”kwip-kwip-kwip-kwip-kwiiah” meninggi, atau ”klii-liiuw” tajam.
Elang Jawa Spizaetus bartelsi (eng: Javan Hawk-eagle)
· Deskripsi :
Berukuran besar (60 cm), dengan jambul yg sangat mencolok.
Dewasa: jambul, mahkota dan garis kumis hitam, bagian sisi kepala dan tengkuk coklat berangan. Punggung dan sayapnya coklat gelap, ekor coklat bergaris2 hitam, tenggorokan putih dengan strip hitam di tengah.
Bagian bawah yg lain keputih2an bercoretan coklat gelap pada dada dan bergaris tebal coklat gelap di bagian perut.
Burung muda: kepala dan bagian bawah kuning tua-kemerahan. Terdapat bulu peralihan antara muda dan dewasa. Sering kali jambul belum muncul sehingga sepintas mirip dengan Elang Brontok.
Iris berwarna biru-abu2 (muda) dan kuning emas (dewasa), paruh kehitaman, sera gelap, kaki kuning, tungkai berbulu dan bergaris2 melintang.
Ketika terbang, elang Jawa serupa dengan Elang Brontok fase terang, namun cenderung nampak lebih kecoklatan, dengan perut terlihat lebih gelap, serta berukuran sedikit lebih kecil.
· Penyebaran :
Endemik P. Jawa
Status >> IUCN memasukkan elang Jawa ke dalam status EN (Endangered, terancam kepunahan). Penghuni yg tidak umum di sebagian besar pegunungan di Jawa sampai ketinggian 3000 m dpl, tapi di Jawa Timur (T.N. Meru Betiri) dijumpai di dekat laut.
· Kebiasaan :
Menghuni hutan primer dan daerah hutan terbuka, di perbukitan dan pegunungan.
Berburu dari udara atau dari tempat bertengger di pucuk pohon yang tinggi.
· Suara :
· Penyebaran :
Endemik P. Jawa
Status >> IUCN memasukkan elang Jawa ke dalam status EN (Endangered, terancam kepunahan). Penghuni yg tidak umum di sebagian besar pegunungan di Jawa sampai ketinggian 3000 m dpl, tapi di Jawa Timur (T.N. Meru Betiri) dijumpai di dekat laut.
· Kebiasaan :
Menghuni hutan primer dan daerah hutan terbuka, di perbukitan dan pegunungan.
Berburu dari udara atau dari tempat bertengger di pucuk pohon yang tinggi.
· Suara :
Nyaring, pekikan khas: ”hi-hiiiw”, lebih tinggi dan parau daripada Elang Brontok, atau ”hihi-hiiiw” sering dalam seri yg pendek.
sumber :
www.iucnredlist.org
MacKinnon, John, Karen Phillipps, Bas van Balen,.Burung-burung di Sumatera, Jawa, Bali dan Kalimantan. Puslitbang Biologi - LIPI, Indonesia.
www.iucnredlist.org
MacKinnon, John, Karen Phillipps, Bas van Balen,.Burung-burung di Sumatera, Jawa, Bali dan Kalimantan. Puslitbang Biologi - LIPI, Indonesia.
No comments:
Post a Comment