Perjalanan pertama biasanya
merupakan perjalanan yang berkesan, sarat pengalaman dan tak terlupakan. Ya,
itulah yang tergambarkan dalam benak kami saat pertama kali melaksanakan
eksplorasi data penelitian di Tana Toraja, tepatnya di Lembang Uluway Timur, Kecamatan
Mengkendek. Selama masa penelitian kami di sana bersama tim peneliti kehutanan,
kami menginap di rumah Kepala Lembang. Tongkonan sederhana (yang sebenarnya
bisa dikatakan bukan tongkonan lagi
karena sudah tersentuh arsitektur modern) dikelilingi tanaman kopi robusta dan
coklat milik pribadi serta jajaran Pegunungan Sinaji, Lapande’ dan Latimojong,
sungguh merupakan hunian yang sangat nyaman bagi kami.
salah satu air terjun di Uluway Timur |
Singkat cerita, kami melanjutkan penelitian
pada keesokan harinya. Kali ini masih kami lakukan bersama tim kehutanan dengan
menuju air terjun yang dikabarkan memiliki ketinggian lebih dari 100 meter yang
terletak jauh di dalam hutan dan melewati bekas Lb. Lapande’. Rencananya, kami
melakukan perjalanan selama 3 hari dengan rincian 1 perjalanan menuju bekas Lb.
Lapande’ sambil eksplorasi, 1 perjalanan menuju air terjun dan eksplorasi, 1
hari lagi untuk perjalanan pulang menuju rumah Kepala Lembang.
salah satu track berair yang harus tim lewati |
Menjelang sore, kami cuma mampu
menembus setengah perjalanan saja karena sulitnya medan yang harus ditembus.
Akhirnya kami putuskan untuk mendirikan camp
sebelum mencapai titik yang kami targetkan dan melanjutkan perjalanan esok
harinya. Setelah semalam beristirahat dengan berdingin-dingin ria di tengah
hutan pegunungan Lapande’, kami melanjutkan perjalanan selepas sarapan. Jalan
yang dilalui bukan semakin mudah karena memiliki lereng yang cukup terjal dan
vegetasi pepohonan dan semak yang sangat rimbun sehingga sangat susah untuk
ditembus. Sampailah kami di bekas Lb. Lapande’ sekitar pukul 9.30 WITA, kami
memutuskan untuk istirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanan pada pukul
10.00. Semakin jauh, perjalanan semakin terasa menyiksa. Jalan dengan
kemiringan cukup curam, pijakan yang hanya berupa akar pohon dan rambatan
ranting, serta lebatnya semak yang menghadang semakin menghambat perjalanan
kami.
foto tim sepulang dari hutan bekas Lb. Lapande' |
Sebelum sampai di rumah Kepala
Lembang, kami mampir sejenak di rumah warga yang menjadi guide kami untuk sekedar mengakrabkan diri dengan warga sambil minum
kopi toraja yang termashur di dunia perkopian internasional serta “memborong”
ayam peliharaannya untuk di potong di rumah Kepala Lembang. Pesta sederhana ala
Flora-Fauna dan Kehutanan! :D
Setelah beberapa hari beristirahat
sambil melakukan ekplorasi kecil di areal Lb. Uluway Timur, kami melanjutkan
target eksplorasi kami di Buntu (gunung) Sinaji. Perjalanan kali ini tidak
kalah menantang, diawali dengan melewati beberapa perkebunan milik warga, selangkah
demi selangkah kami menuju ketinggian. Sambil berjalan, tak lupa kewajiban
utama kami untuk meneliti tiap detil makhluk hidup yang kami lalui tetap kami
laksanakan.
Dengan ekstra hati-hati kami
melangkahkan kaki karena jalan yang dilalui cukup curam dengan kemiringan sekitar
45-60ยบ,
tanah yang agak licin karena lumut dan hujan serta diapit jurang di
kanan-kirinya, kami harus tetap celingak-celinguk, toleh kanan-kiri-atas-bawah
dan sesekali menggunakan binoculair
untuk mencari dan mengumpulkan foto ataupun sampel bermacam anggrek, Begonia sp., burung-burung serta flora-fauna
lain yang ada.
Sampai di pos 3 pendakian, hari
sudah mulai gelap, kami memutuskan untuk mendirikan tenda, makan malam serta
beristirahat untuk melanjutkan perjalanan esok paginya. Baru saja tenda selesai
didirikan, hujan langsung turun dengan lebatnya. Wah, untung saja! :D\
Cikarak telinga-putih (Myza sarasinorum) |
puncak Bt. Sinaji (2630 mdpl) |
Sesampainya di pos 3, kami langsung
mengemasi barang-barang bawaan kami dan langsung turun menuju rumah guide kami untuk beristirahat semalam.
Perjalanan turun kami lebih “dipermudah” dan “cepat” karena saking seringnya
kami terpeleset (ha ha ha, untung
saja tidak terpeleset masuk jurang! :D). Pukul 17.30 kami tiba di rumah guide kami. Lega rasanya, karena
lagi-lagi hujan turun dengan derasnya sesaat setelah kami sampai di rumah,
sehingga kami tidak perlu sampai basah kuyup karena kehujanan (kami beruntung
untuk kesekian kali, Alhamdulillah).
Banyak kesan yang kami rasakan,
banyak juga pengalaman dan ilmu tambahan bagi kami, serta banyak nikmat yang
kami dapat dari perjalanan kali ini. Kata salah satu anggota kami, perjalanan
ini berjudul 50% semangat dan 50% akhirat. Yah, inilah perjalanan awal yang
harus kami lakukan sebagai Tim
Peneliti Flora-Fauna Ekspedisi NKRI Koridor Sulawesi 2013 Sub-Korwil VII/Tana
Toraja.
*panjang banget.
:D
No comments:
Post a Comment