Welcome to My Blog

Orang bijak berkata, "Banyak baca, banyak ilmu yang didapat."
Semoga bermanfaat... :)

Tuesday, June 3, 2014

Perjalanan Pertama di Bumi Toraja

Perjalanan pertama biasanya merupakan perjalanan yang berkesan, sarat pengalaman dan tak terlupakan. Ya, itulah yang tergambarkan dalam benak kami saat pertama kali melaksanakan eksplorasi data penelitian di Tana Toraja, tepatnya di Lembang Uluway Timur, Kecamatan Mengkendek. Selama masa penelitian kami di sana bersama tim peneliti kehutanan, kami menginap di rumah Kepala Lembang. Tongkonan sederhana (yang sebenarnya bisa dikatakan  bukan tongkonan lagi karena sudah tersentuh arsitektur modern) dikelilingi tanaman kopi robusta dan coklat milik pribadi serta jajaran Pegunungan Sinaji, Lapande’ dan Latimojong, sungguh merupakan hunian yang sangat nyaman bagi kami.
salah satu air terjun di Uluway Timur
Sesuai dengan namanya yang terdiri dari dua kata yakni “ulu” (air) dan “way” (jalan, tapi yang ini bukan bahasa inggris ya) sehingga jika diartikan menjadi “jalan atau jalur air”, Lb. Uluway Timur memang memiliki banyak sekali aliran air, terutama air terjun, di sini tercatat ada 3 air terjun, salah satunya adalah air terjun bersusun 3  bernama “Poang Toding” yang hanya berjarak sejauh 1 km dari rumah Kepala Lembang. Di sini lah kami beserta tim kehutanan melakukan “pemanasan” penelitian kami selama sehari dengan hasil yang bisa dibilang cukup memuaskan.
Singkat cerita, kami melanjutkan penelitian pada keesokan harinya. Kali ini masih kami lakukan bersama tim kehutanan dengan menuju air terjun yang dikabarkan memiliki ketinggian lebih dari 100 meter yang terletak jauh di dalam hutan dan melewati bekas Lb. Lapande’. Rencananya, kami melakukan perjalanan selama 3 hari dengan rincian 1 perjalanan menuju bekas Lb. Lapande’ sambil eksplorasi, 1 perjalanan menuju air terjun dan eksplorasi, 1 hari lagi untuk perjalanan pulang menuju rumah Kepala Lembang.
salah satu track berair yang harus tim lewati
Awal perjalanan, medan yang kami lalui terasa cukup berat dan susah, maklum namanya juga perjalanan pertama. Sampai-sampai ada salah satu anggota kami yang menangis saking susahnya, tapi itu tidak membuat kami patah arang, perjalanan tetap kami lanjutkan.
Menjelang sore, kami cuma mampu menembus setengah perjalanan saja karena sulitnya medan yang harus ditembus. Akhirnya kami putuskan untuk mendirikan camp sebelum mencapai titik yang kami targetkan dan melanjutkan perjalanan esok harinya. Setelah semalam beristirahat dengan berdingin-dingin ria di tengah hutan pegunungan Lapande’, kami melanjutkan perjalanan selepas sarapan. Jalan yang dilalui bukan semakin mudah karena memiliki lereng yang cukup terjal dan vegetasi pepohonan dan semak yang sangat rimbun sehingga sangat susah untuk ditembus. Sampailah kami di bekas Lb. Lapande’ sekitar pukul 9.30 WITA, kami memutuskan untuk istirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanan pada pukul 10.00. Semakin jauh, perjalanan semakin terasa menyiksa. Jalan dengan kemiringan cukup curam, pijakan yang hanya berupa akar pohon dan rambatan ranting, serta lebatnya semak yang menghadang semakin menghambat perjalanan kami.
foto tim sepulang dari hutan bekas Lb. Lapande'
Dengan berbagai pertimbangan terutama waktu-logistik-tenaga, akhirnya kami putuskan untuk “balik kanan”. Sekitar pukul 12.15 kami berhenti di aliran air terjun kecil untuk sekadar istirahat makan siang dan bersih diri alias mandi di aliran sungai yang jernih dan segar. Perjalanan kami lanjutkan sampai tiba di Lb. Uluway Timur. Meskipun target lokasi kami tidak tercapai, kami tidak pulang dengan tangan kosong, kami berhasil mendapat cukup banyak (sekitar 30-an) sampel spesies anggrek hutan baik anggrek epifit ataupun anggrek higrofit atau biasa disebut anggrek tanah.
Sebelum sampai di rumah Kepala Lembang, kami mampir sejenak di rumah warga yang menjadi guide kami untuk sekedar mengakrabkan diri dengan warga sambil minum kopi toraja yang termashur di dunia perkopian internasional serta “memborong” ayam peliharaannya untuk di potong di rumah Kepala Lembang. Pesta sederhana ala Flora-Fauna dan Kehutanan! :D
Setelah beberapa hari beristirahat sambil melakukan ekplorasi kecil di areal Lb. Uluway Timur, kami melanjutkan target eksplorasi kami di Buntu (gunung) Sinaji. Perjalanan kali ini tidak kalah menantang, diawali dengan melewati beberapa perkebunan milik warga, selangkah demi selangkah kami menuju ketinggian. Sambil berjalan, tak lupa kewajiban utama kami untuk meneliti tiap detil makhluk hidup yang kami lalui tetap kami laksanakan.
Dengan ekstra hati-hati kami melangkahkan kaki karena jalan yang dilalui cukup curam dengan kemiringan sekitar 45-60ยบ, tanah yang agak licin karena lumut dan hujan serta diapit jurang di kanan-kirinya, kami harus tetap celingak-celinguk, toleh kanan-kiri-atas-bawah dan sesekali menggunakan binoculair untuk mencari dan mengumpulkan foto ataupun sampel bermacam anggrek, Begonia sp., burung-burung serta flora-fauna lain yang ada.
Sampai di pos 3 pendakian, hari sudah mulai gelap, kami memutuskan untuk mendirikan tenda, makan malam serta beristirahat untuk melanjutkan perjalanan esok paginya. Baru saja tenda selesai didirikan, hujan langsung turun dengan lebatnya. Wah, untung saja! :D\
Cikarak telinga-putih (Myza sarasinorum)
puncak Bt. Sinaji (2630 mdpl)
Esok paginya kami melanjutkan perjalanan dengan meninggalkan barang bawaan di pos 3 pendakian agar lebih mempercepat dan mempermudah langkah kami menuju puncak Buntu Sinaji. Pukul 12.45 WITA kami mencapai puncak, disambut oleh beberapa ocehan (yang sebenarnya lebih mirip mengerik) burung Cikarak telinga-putih (Myza sarasinorum) dan pekikan Elang-ular sulawesi (Spilornis rufipectus) yang merupakan satwa dilindungi dan endemik di Sulawesi ini. Sungguh pengalaman yang sangat berkesan. Puncak pertama kami di bumi Toraja, dengan ketinggian 2427 mdpl (yang tertulis di peta) atau 2630 mdpl (diukur menggunakan altimeter digital) memiliki cuaca yang cerah dan tiupan angin yang sejuk, hamparan awan dan pemandangan yang asri berasa berada di bawah kaki, menjadi perpaduan sempurna dan seakan menjadi bayaran yang setimpal bagi perjuangan kami. Setelah makan siang sejenak di puncak Sinaji, kami bergegas turun menuju Lb. Uluway Timur secepat yang kami bisa.
Sesampainya di pos 3, kami langsung mengemasi barang-barang bawaan kami dan langsung turun menuju rumah guide kami untuk beristirahat semalam. Perjalanan turun kami lebih “dipermudah” dan “cepat” karena saking seringnya kami terpeleset (ha ha ha, untung saja tidak terpeleset masuk jurang! :D). Pukul 17.30 kami tiba di rumah guide kami. Lega rasanya, karena lagi-lagi hujan turun dengan derasnya sesaat setelah kami sampai di rumah, sehingga kami tidak perlu sampai basah kuyup karena kehujanan (kami beruntung untuk kesekian kali, Alhamdulillah).
Banyak kesan yang kami rasakan, banyak juga pengalaman dan ilmu tambahan bagi kami, serta banyak nikmat yang kami dapat dari perjalanan kali ini. Kata salah satu anggota kami, perjalanan ini berjudul 50% semangat dan 50% akhirat. Yah, inilah perjalanan awal yang harus kami lakukan sebagai Tim Peneliti Flora-Fauna Ekspedisi NKRI Koridor Sulawesi 2013 Sub-Korwil VII/Tana Toraja.


*panjang banget.  :D

No comments:

Post a Comment