"Bagai
sayur kurang garam, kurang enak, kurang sedap" sebuah cuplikan lirik lagu
dangdut yang cukup familiar di telinga kita dirasa cukup untuk menggambarkan
keadaan dimana ketika kita mengadakan kegiatan yang bersifat formal tapi tanpa
didahului oleh sebuah prosesi pembukaan. Tidak ingin hal ini terjadi, maka
panitia penyelenggara Ekspedisi NKRI Koridor Sulawesi 2013 pun juga tak lupa
menggelar Upacara Pembukaan Pra-Ekspedisi pada tanggal 21 Februari 2013 di
lapangan upacara "tempat
rahasia" (katanya sih musti gitu
nyebutnya), Bandung. Bahkan demi
upacara tersebut bisa berjalan dengan lancar, tepat sehari sebelumnya semua
peserta diwajibkan melaksanakan gladi kotor dan dilanjut gladi bersih pada
tanggal 21 pagi
harinya, tepat sebelum
upacara yang resmi berjalan.
Pukul 09.00 WIB hari
Kamis tanggal 21 Februari 2013, Upacara Pembukaan Pra-Ekspedisi dilaksanakan.
Dipimpin langsung oleh Danjen Kopassus dan diliput oleh berbagai macam media masa,
upacara yang berjalan selama +/- 1 jam ini berlangsung dengan khidmat. Dengan
diresmikannya kegiatan pembekalan/pra-ekspedisi ini, maka sejak saat itu pula
serangkaian agenda pembekalan wajib dilaksanakan oleh semua elemen yang
berkecimpung dalam Ekspedisi NKRI Koridor Sulawesi 2013 baik dari sisi militer,
polri, dan sipil. Di malam harinya, saya sempat mendapat "kejutan"
dengan dikerjai oleh orang-orang yang ada di barak (mengingat hari itu juga
bertepatan dengan hari ulang tahun saya). Sebenarnya hal ini sudah bisa saya
duga, untung saja saya tidak diceburkan di danau ataupun disiram dengan air. Widiiih, nggak kebayang tuh, bagaimana
dinginnya kalau sampai diceburin atau disiram.
Kasad bersama Tim Ekspedisi NKRI 2013 Koridor Sulawesi |
Rutinitas
awal dimulai dari senam pagi dan lanjut lari-lari dari lapangan menuju pintu
angin kembali lagi ke lapangan, bersih-bersih lingkungan atau yang biasa
disebut "korvey" (*gak tau tuh
gimana ejaan yang benernya, he he he) di areal "tempat rahasia". Rundown
kegiatan berikutnya adalah yang paling disukai oleh semua peserta, yaitu makan
pagi. Meskipun harus antri sepanjang rangkaian kereta (bahkan mungkin lebih
panjang antrian ini), hal ini tidak menyurutkan animo pesrta untuk tetap antri
(ha ha, ya jelas lah, orang laper koq :P).
Setelah makan dan bersih diri, semua peserta diharuskan mengikuti materi
pembekalan sesuai jadwalnya baik di kelas besar (aula) untuk menerima
paparan/materi umum atau pun ke kelas kecil untuk menerima materi khusus
mengenai bidang penelitian masing-masing (untuk tim peneliti).
Agenda
istirahat-sholat-makan siang juga tidak kalah seru. Pada waktu ini, tak jarang
dari peserta langsung menyerbu kantin yang berada di sisi Danau/"tempat rahasia" sambil
memesan mie instan dan minuman panas atau bahkan hanya sekedar duduk santai
meskipun makan siang sudah disediakan. Banyak alasan bagi mereka untuk
berbondong-bondong ke kantin, di antaranya karena: ada yang sekedar pengen ngobrol santai dan saling mengakrabkan
diri dengan kenalan-kenalan baru; ada yang tidak suka menu makanannya (menu
makan siang adalah T2, red); ada lagi alasan karena di kantin lebih hangat;
disuhu yang dingin butuh asupan kalori lebih banyak selain asupan kalori dari
T2, dan lain sebagainya. Semua alasan tersebut masuk akal juga sih, mengingat suhu di sana memang super
dingin. Bahkan saat saya di sana selama 17 hari, saya hanya bisa berkesempatan
merasakan hangatnya sinar matahari sebanyak dua kali masing-masing selama +/-
1,5 jam saja, selebihnya hanya ada kabut dan hujan. Waw :D
Setelah
ishoma, agenda dilanjutkan dengan materi lagi sampai sore sambil
berdingin-dingin ria di dalam kelas. Selesai materi, tiba waktunya
istirahat-sholat-makan malam. Suasana makan malam di aula biasanya tak semeriah
dan seriuh makan pagi, karena waktu yang lebih longgar dan santai maka antrian
biasanya juga tidak terlalu panjang dan makanan biasanya dihabiskan di dalam
barak penginapan (biar lebih hangat ceritanya). Meski begitu, bagi beberapa
orang peserta, dinginnya malam tempat itu tak menghalangi mereka untuk
berkumpul di kantin. Ditemani segelas minuman hangat ataupun minuman panas,
sambil ngobrol-ngobrol santai tentang
semua hal yang bisa diceritakan, seperti kegiatan yang sudah dilaksanakan siang
tadi, kegiatan yang akan dilaksanakan di lokasi ekspedisi, kegiatan di kampus
masing-masing, dan lain-lain, apapun itu pokoknya
bisa dijadikan bahan obrolan.
Di
pertengan hari pembekalan, peserta dipersilahkan "liburan" atau
istilahnya "pesiar" turun ke kota untuk berbelanja keperluan tambahan
yang dibutuhkan saat pembekalan dan ekspedisi berjalan. Hal ini pun tak
disia-siakan oleh peserta, secara bergantian peserta ijin pesiar secara
rombongan dengan menggunakan truk yang telah disediakan. Tidak sedikit juga
yang tidak turun tapi cuma nitip
untuk dibelikan.
reptil yang ditemukan saat simulasi praktikum lapangan |
Jika
ada upacara pembukaan, tentu ada juga
upacara penutupan. Tepat pukul 9 pagi tanggal 5 Maret 2013, Upacara Penutupan
Pra-Ekspedisi dilaksanakan di tempat yang sama. Setelah upacara selesai, acara
selanjutnya adalah sesi foto bersama yang kemudian dilanjutkan dengan
pemberangkatan ke Pusdikpassus di Batujajar lagi untuk persiapan keberangkatan
menuju sub-korwil masing-masing.
Kebetulan
SK VII/Tator mendapat "jatah" keberangkatan kloter ketiga pada
tanggal 7 Maret 2013, sehingga kami mendapat waktu lebih untuk berpesiar di
Bandung (lumayan :D). Waktu luang yang ada dimanfaatkan oleh peserta untuk
berbagai macam kegiatan, ada yang sekedar di Pusdikpassus saja dan sekali-kali
jalan-jalan ke luar, ada yang jalan-jalan keliling Bandung, ada yang pulang ke
rumah untuk berpamitan dengan keluarga, ada juga yang plesiran ke luar kota,
dan sebagainya.
Tanggal
7 Maret 2013, pukul 4 pagi, kami sudah berkumpul dan bersiap menuju bandara
untuk kemudian lanjut menuju Sulawesi menggunakan pesawat hercules. Namun
ketika kami sampai di bandara, pesawat yang akan mengalami keterlambatan.
Alhasil, kami pun harus menunggu sedikit lebih lama untuk keberangkatan, namun
itu tidak menyurutkan semangat kami untuk menuju lapangan tempat kami
diterjunkan, yaitu pulau yang bernama Sulawesi. Pukul 9 pagi kami bergegas naik
ke dalam pesawat hercules dengan sebelumnya melaksanakan seremonial
pemberangkatan dan mendapat sedikit pengarahan oleh pilot yang menerbangkan
pesawat kami. Akhirnya pesawat lepas landas, kami yang tergabung dalam Tim
Ekspedisi NKRI Koridor Sulawesi Sub-Korwil VII/Tana Toraja beserta SK VIII/Gowa
dan SK IX/Kolaka pun berangkat. Dari sini, petualangan kami di bumi Tana
Toraja, Sulawesi Selatan akan dimulai! :D
.........To
Be Continued
No comments:
Post a Comment